Tahun 2010 adalah tahun di mana aku dan Icha dinyatakan naik ke kelas
enam, juga tahun di mana kami mengalami puncak masa-masa pra-remaja. Kami
berdua benar-benar menikmati tahun terakhir kami menjadi siswa berseragam
putih-merah. Namun, masing-masing dari kami menjadi lebih pendiam, lebih
mengurangi candaan disaat guru sedang memberi materi di depan kelas, lebih mengurangi
jam bermain, bahkan jarang berkomunikasi via handphone ketika sudah tiba di rumah. Semua itu kami lakukan bukan atas dasar bermusuhan, kami hanya ingin
lebih berkonsentrasi pada hari-hari menjelang Ujian Nasional yang akan
mengantarkan kami menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Namun
selepas itu, kami masih bersahabat baik seperti biasanya, seperti hari-hari
kemarin.
Satu tahun itu akhirnya berlalu dengan membawa nilai hasil belajar kami
selama duduk di bangku sekolah dasar. Nilai tersebutlah yang nantinya kami bawa
untuk mendaftar ke SMP yang kami tuju. Sebelum berpisah, sekolah kami
mengadakan syukuran kelulusan selama satu hari penuh. Secara tidak langsung
kami menyadari, sebetulnya itulah hari terakhir kebersamaan kami di SD, hari
terakhir kami bisa bergandengan tangan dengan sangat lama tanpa mau melepaskan,
hari terakhir bertukar cerita dengan bertatap muka langsung, karena mungkin
setelahnya kami hanya dapat berkomunikasi via handphone saja.
Sedih rasanya hati jika harus berhadapan dengan perpisahan. Namun apa
daya? Sudah hukum alam, ada pertemuan maka ada perpisahan. Di gerbang sekolah,
langkah kami berhenti, masing-masing dari kami harus pulang karena acara telah
selesai. Kami sempat berjanji beberapa kata untuk meyakinkan bahwa persahabatan
ini takkan pernah pupus. Hingga akhirnya kami saling berpamitan, dan yang
paling pahit... Mengucapkan selamat tinggal, lalu melambaikan tangan.
.....Dan kamipun akhirnya berpisah
untuk waktu yang sangat sangat sangat lama.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar