Tidak terasa, Bulan Juni 2009, sudah tujuh bulan aku bersahabat dengan
Icha sejak November lalu. Rinai tawa persahabatan itupun turut mengantarkan
kami pada tingkatan kelas yang lebih tinggi. Yeay, alhamdulillah! Kami
dinyatakan naik ke kelas lima dengan perolehan nilai yang sangat memuaskan.
Liburan sekolah pun akhirnya tiba dan menyambut kami. Meskipun tidak
terasa, dua minggu tanpa buku pelajaran akhirnya berlalu. Ya, waktu berlibur
telah usai dan kini waktunya untuk kembali ke rutinitas semula, bersekolah.
Senin itu kami berjumpa kembali. Rindu rasanya, benar-benar rindu akan
hangatnya persahabatan kami yang sempat di-pause
dua minggu lamanya. Pelajaran yang lebih sulit di kelas V sudah menanti,
kamipun menjalaninya dengan sepenuh hati, dengan diselingi tawa, dengan diselingi
candaan masing-masing.
Namun, ada yang berbeda rasanya. Kami tidaklah lagi membicarakan kartun
favorit, tidaklah lagi membahas acara televisi yang membosankan, sekarang
berbeda. Ada hal lain yang lebih seru yang kami bicarakan tiap harinya. Tentang
dia. Tentang kakak kelas laki-laki yang diam-diam aku kagumi, tentang teman
laki-laki yang diam-diam Icha kagumi, mengapa jadi begini? Apa yang salah
dengan kami?
Rupanya, kami sudah menginjak pra-remaja. Rasa yang tak biasa itu mulai
hadir dengan sendirinya, tanpa diminta, dan tanpa pernah diundang lebih dulu.
Kami menikmatinya, menikmati masa-masa pra-remaja yang takkan pernah bisa
diulang kembali jikalau kami merindukannya ketika sudah dewasa nanti. Selama
satu tahun, aku dan Icha menikmatinya, saling bertukar cerita, tanpa pernah ada
yang disembunyikan.
Hingga akhirnya, kami naik kelas. Begitupun dengan persahabatan ini.
Sama-sama naik tingkat, menjadi lebih erat, lebih bermakna.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar