Jumat, 01 Agustus 2014

Masa-Masa Pra Remaja



Tidak terasa, Bulan Juni 2009, sudah tujuh bulan aku bersahabat dengan Icha sejak November lalu. Rinai tawa persahabatan itupun turut mengantarkan kami pada tingkatan kelas yang lebih tinggi. Yeay, alhamdulillah! Kami dinyatakan naik ke kelas lima dengan perolehan nilai yang sangat memuaskan.

Liburan sekolah pun akhirnya tiba dan menyambut kami. Meskipun tidak terasa, dua minggu tanpa buku pelajaran akhirnya berlalu. Ya, waktu berlibur telah usai dan kini waktunya untuk kembali ke rutinitas semula, bersekolah.

Senin itu kami berjumpa kembali. Rindu rasanya, benar-benar rindu akan hangatnya persahabatan kami yang sempat di-pause dua minggu lamanya. Pelajaran yang lebih sulit di kelas V sudah menanti, kamipun menjalaninya dengan sepenuh hati, dengan diselingi tawa, dengan diselingi candaan masing-masing.

Namun, ada yang berbeda rasanya. Kami tidaklah lagi membicarakan kartun favorit, tidaklah lagi membahas acara televisi yang membosankan, sekarang berbeda. Ada hal lain yang lebih seru yang kami bicarakan tiap harinya. Tentang dia. Tentang kakak kelas laki-laki yang diam-diam aku kagumi, tentang teman laki-laki yang diam-diam Icha kagumi, mengapa jadi begini? Apa yang salah dengan kami?
Rupanya, kami sudah menginjak pra-remaja. Rasa yang tak biasa itu mulai hadir dengan sendirinya, tanpa diminta, dan tanpa pernah diundang lebih dulu. Kami menikmatinya, menikmati masa-masa pra-remaja yang takkan pernah bisa diulang kembali jikalau kami merindukannya ketika sudah dewasa nanti. Selama satu tahun, aku dan Icha menikmatinya, saling bertukar cerita, tanpa pernah ada yang disembunyikan.

Hingga akhirnya, kami naik kelas. Begitupun dengan persahabatan ini. Sama-sama naik tingkat, menjadi lebih erat, lebih bermakna.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar